PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI
DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS……SMP
……TAHUN PELAJARAN 2010-2011
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SMP /MI/SMP LB
sampai SMP/MTs/SMPLB. PAI mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan keimanab dabn kepercayaan kepada Allah SWT.
Melalui mata pelajaran PAI, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang beriman, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
saat. Oleh karena itu mata pelajaran PAI dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi alam dan sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran PAI disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan
tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Mengingat manusia dalam konteks
sosial itu demikian luasnya, maka pada pembelajaran PAI setiap jenjang
pendidikan, kita harus melakukan pembatasan sesuai dengan kemampuan siswa pada
tingkat masing-masing. Sebagaimana Nursid (1984: 11) menyatakan bahwa: “Radius
ruang lingkup pengajaran PAI di SMP dibatasi sampai gejala dan masalah keimanan
yang. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada
lingkungan hidup murid SMP tersebut”. Menyimak dari pernyataan tersebut
bahwa ruang lingkup yang dipelajari PAI adalah manusia sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu segala gejala dan masalah serta peristiwa tentang
kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi pembelajaran
PAI.
PAI adalah bidang pengetahuan yang
digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu
pengajaran PAI yang tidak bersumber kepada masyarakat dan agama, tidak mungkin
akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran PAI. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa: “ Pengajaran PAI yang melupakan masyarakat sebagai
sumber dan obyeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak
kepada kenyataan”.
Dengan pelajaran PAI sangat sesuai
bila diberikan dengan pembelajaran kontekstual. Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan pembelajaran
yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antar
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2002:1).
Kalau kita perhatikan, banyak sekali
sumber daya potensial yang berada di sekolah yang dapat kita jadikan sebagai
sumber belajar. Di sekitar sekolah kita terdapat masjid, toko, pasar, kolam,
tempat rekreasi, kebun, pabrik, grup seni, dan lain-lainnya. Secara fungsional
itu semua dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dalam proses belajar mengajar
siswa. “Secara umum, proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan lingkungan
alam sekitar adalah upaya pengembangan kurikulum dengan mengikutsertakan segala
fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar”. (Lily
Barlia. 2002 : 2).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar, akan memberikan pengetahuan nyata bagi siswa, juga dimaksudkan untuk
menghindari verbalisme, sebab menurut Piaget, anak usia SMP pada umumnya
yaitu pada taraf anak belajar mengenal sesuatu melalui benda yang nyata
terlihat di lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar dapat mempermudah siswa menyerap bahan pelajaran, lebih mengenal
kondisi lingkungannya, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya, serta akrab dengan lingkungannya. Dalam hal ini Lily Barlia
(2002: 1) menyatakan bahwa: “Kebiasaan untuk memanfaatkan fasilitas yang
tersedia di lingkungan sekitar dalam proses belajar mengajar merupakan wujud
proses belajar mengajar dengan pendekatan ekologi”.
Pendidikan agama islam (PAI) yang
dikenal pelajar memuat banyak materi menghafal ternyata membutuhkan metode
pembelajaran yang lebih menarik. Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai
proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses
membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang
lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan
perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap
pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa
berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan
pada saat yang sama. Pada kenyataannya anggapan siswa tersebut ada benarnya,
karena memang siswa mendapatkan pengalaman belajar yang diberikan oleh guru
juga demikian. Pelajaran PAI hanya diberikan dengan cara menghafal materi demi
materi. Pembelajaran yang seperti ini menyebabkan siswa menjadi jnuh dan kurang
termotivasi, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Hal demikian juga terjadi di SMP
Negeri 1 Utan Kecamatan Utan Berdasarkan hasil pengamatan, hanya 6 siswa dari
18 siswa yang menunjukkan aktivitas. Dengan segala keterbatasan fasilitas, dan
sumber belajar serta metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini,
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Dari hasil pre tes untuk mata pelajaran
PAI pada materi yang lalu hanya 33,3% siswa yang mencapai ketuntasan, dengan
SKM minimal 70 untuk mata pelajaran PAI. Sedangkan pe;lajaran PAI 23,67% siswa
yang mencapai ketuntasan.
Salah satu tantangan mendasar dalam
pengajaran PAI saat ini adalah bagaimana mecari strategi pembelajaran yang
inovatif yang memungkinkan meningkatnya mutu proses pembelajaran. Perkembangan
dan kemajuan IPTEK membuka kemungkinan siswa tidak hanya belajar di dalam kelas
akan tetapi peserta didik dapat belajar di luar kelas. Dengan belajar di luar
kelas peserta didik akan lebih leluasa menemukan ide-ide yang diperoleh dari
informasi berbagai sumber, melatih siswa utuk memecahkan suatu masalah yang ada
di masyarakat. Maka dengan demikian siswa bisa secara kritis dan kreatif serta
dapat melakukan aktivitas dalam belajar.
Berdasarkan pernyataan di atas,
dianggap perlu memperkenalkan, memahami, mengembangkan dan menerapkan model
pembelajaran dengan Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar PAI SMP
agar pembelajaran menjadi bermakna, dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar.
Pembelajaran yang bermakna akan
membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang
diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang
diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam
konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang
berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep.
Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses
pembelajaran tersebut.
Menurut Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa
setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses
pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif
dan berkembang. Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah
pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP,
para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk
mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk
tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu,
sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif,
menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan identifikasi masalah
tersebut di atas, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan
memperbaiki cara pembelajaran yang bisa membangkitkan motivasi dan antusias
siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk meteri jual beli dapat
dilakukan pembelajaran dengan pendakatan Contextual Teaching and Learning
(CTL). Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat dilakukan dengan
penerapan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan siswa secara penuh untu dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan dengan kehidupan nyata, yang diharapkan dapat mempermudah siswa
memahami konsep. Perbaikan pembelajaran dapat dilakukan sebagai penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul ” Peningkatan Pemahaman Siswa pada
Mata pelajaran PAI dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) di Kelas…SD/SMP …… Tahun Pelajaran 2010-2011.”
- B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimana Peningkatan Pemahaman Siswa pada Mata pelajaran PAI dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas ….SD/SMP …. Tahun Pelajaran 2010-2011 ?
- Bagaimana efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata pelajaran PAI di Kelas …SMP …..Tahun Pelajaran 2010-2011 ?
- C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama darai penelitian ini adalah untuk
mengetahui ;
- Peningkatan Pemahaman Siswa pada Mata pelajaran PAI dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas ….SD/SMP ….. Tahun Pelajaran 2010-2011.
- Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata pelajaran PAI di Kelas …. SD/SMP ….. Tahun Pelajaran 2010-2011.
- D. Manfaat Penelitian
- Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan CTL dalam mata pelajaran PAI yang merupakan mata pelajaran dengan karakter materi yang sangat faktual.
- Bagi siswa, dengan menerapkan pendekatan CTL akan dapat memotivasi siswa untuk belajar PAI dengan menghubungkan konsep pada aktivitas kehidupan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
- Bagi sekolah yaitu memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dan meningkatkan ketuntasan belajar siswa khususnya mata pelajaran PAI dengan melatihkan kepada guru untuk menyelenggarakan pembelajaran secara kontekstual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar