Keadilan

TEGAKKAN KEADILAN


            Dizaman  manusia semakin melampaui batas  pada masa kini, kebanyakan dari manusia  cenderung mudah  terpengaruh oleh kenikmatan duniawi dengan menghalalkan  segala cara untuk  dapat memperoleh apapun  yang diinginkannya tidak sesuai dengan kebutuhan  serta tidak memperdulikan  peraturan agama dan pemerintah. Seperti dalam firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَآَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Terjemah :       hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulny  dan ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya.
            Manusia cenderung mudah mengikuti  keinginan hawa nafsu saja tanpa memperdulikan baik, buruknya perkataan, perbuatan  dan sikap yang mereka lakukan itu, akibatnya timbul nafsu serakah. Penegak hukum yang seharusnya  menjunjung hokum malah sebaliknya merendahkan dan menginjak-injak hokum, yang kalangan atas, pejabat tinggi yang terbukti korupsi mereka seakan-akan kebal hokum. Proses peradilannya lamban dan tak kunjung teselesaikan  sebaliknya dari kalangan bawah, rakyat jelata apabila tersangkut  paut pidana pelanggaran hukum, peradilannya begitu cepat tanpa penyelidikan (investigasi)  yang berlanjut dan dalam  penentuan pidananya menggunakan pasal dan ayat dalam UUD yang sama atau  lebih berat dari terpidana korupsi tingkat atas.
            Perlu diketahui  bahwa keadilan itu mempunyai makna luas, yang selama ini, kita kenal mengenai keadilan itu hanyalah yang berhubungan dengan duniawi saja  seperti pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme  dan pelanggaran  pidana hokum lainnya yang bersangkut paut dengan hubungan sosial manusia sedangkan makna luas dari keadilan itu sendiri adalah mencakup  semua bidang kehidupan jasmani dan rohani , dunia dan akhirat,  dalam artian bahwa sesungguhnya tubuh manusia itu perlu mendapatkan perlakuan baik, tidak boleh di sia-siakan apalagi dipergunakan untuk merusak atau menyakiti hati dan tubuh sendiri, orang lain,  dan makhluk ciptaan-Nya yang lain.
            Rasa minder, tidak percaya diri, putus asa,  egois,  sombong, melukai perasaan orang lain dan makhluk lain,  permusuhan, judi, zina, mabuk, narkoba, dan sebagainya. Itu semua terdapat diaturan agama dan pemerintah , bagi yang taat aturan memperoleh ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan hidup, lebih-lebih taat kepada aturan agama memperoleh kebahagiaan  dan keselamatan dunia –akhirat, itulah janji Allah SWT.
Manusia di zaman modern tidak terlepas dari teknologi  seiring dengan berkembang dan majunya alat komunikasi jarak jauh seperti radio, televisi,  hand phone, komputer,  internet,  dan sebagainya. Dalam pemanfaatannya  dan penggunaan teknologi komunikasi tersebut

harus dengan adil agar tidak ada penyalahgunaan yang berakibat dampak negatif seperti membuka situs yang tidak bertanggung jawab seperti game online, porno, jejaring sosial, social network , yang kebanyakan untuk saling mencela, menghina,  melecehkan antara sesame teman dunia maya yang hanya  akan menimbulkan permusuhan dan perpecahan,ini tidak sesuai  lagi dengan tujuan utama  dibuatnya situs jejaring sosial network yang pada awal pencetusnya untuk saling terhubungnya pertemanan sahabat lama, teman se-angkatan sekolah di Amerika yang terpisahkan  oleh jarak dan waktu yang berbeda , dalam  islam disebut menjalin silaturrahim untuk tujuan baik dan mulia. Kesemua layanan internet  tersebut kecuali situs porno (haram) dapat mengakibatkan kesia-siaan, kemaksiatan, ketergantungan jika melampaui batas dan berlebih-lebihan  dalam  pemanfaatannya.
            Keadilan dalam islam berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist , didalamnya berisikan tentang rahasi-rahasia semesta alam, jagat raya dan keteraturan  ciptaan-Nya sehingga tercipta keseimbangan dan keharmonisan hukum alam (sunnatullah). Dalam hal ini (keadilan) aturan dan hukum Allah SWT. Melalui firman-Nya yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW, melalui atau lewat perantara  malaikat jibril, bersifat universal artinya bahwa seluruh ciptaan-Nya yang berada di langit , bumi dan diantara keduanya tidak luput dari  pengawasan, pantauan dan disediakannya masing-masing rizki untuk makhluk  ciptaan-Nya.
            Manusia  diamanahi  oleh Allah SWT sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi untuk mengolah sumber dayanya, akan tetapi  harus sesuai dengan kebutuhan dan tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan alam agar tidak merusak, mencelakakan , membahayakan dan membinasakan diri dari lingkungan alam sekitarnya.
            Dalam fitrah  (suci) nya manusia tercipta pada awal fase penciptaannya sebelum jasad terbentuk dalam kandungan seorang wanita atau ibu hamil dalam pernikahan yang sah menurut syar’i terlebih  dahulu Allah SWT menciptakan ruh nya (manusia), sesudahnya ruh itu  mengakui bahwa dirinya diciptakan Allah SWT dan mengimaninya bahwa Allah SWTitu Tuhannya (ketauhidan)  dan nabi Muhammad SAW sebagai rosulnya dan  muslim saudaranya kemudian Allah SWT mengizinkan ruh  masuk  ke  jasadnya  setelah 40 hari usia kahamilan. Sebelumnya  pada fase  awal terbentuknya atau terciptanya jasad masih berupa cairan yang terdiri dari campuran benih pria  yang sering disebut sperma (mani)  dengan benih  wanita yang sering disebut sel telur, terus menerus proses  pembelahan sel maka terbentuk   segumpal darah, segumpal daging, pembentukan tulang dan rangkaian jaringan, sistem jaringan , organ,  sistem organ kemudian seiring bergulirnya waktu  atau masa pada usia 9 bulan kehamilan manusia maka sempurnalah kejadian benrtuk manusia  (bayi)  dan siap keluar dari alam rahim ke alam dunia. (Surat Al-Hajj : 5).


            Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
            Pengaruh dari lingkungan keluarga, kedua orang tua khususnya dapat mempengaruhi  perkembangan karakter dan mental anak sejak bayi  hingga dewasa. Keyakinan agama  kedau orang tua akan mempengaruhi  kepribadian dan agama anak, karena yang membuat nasrani, majusi, yahudi seorang anak adalah  kedua orang tuanya .Karena  pendidikan  yang pertama kali adalah  dari lingkungan keluarga khususnya ibu dan bapak dari anak tersebut. Kemudian lingkungan sekitarnya, disinilah berawal rusaknya ketauhidan seorang anak  karena didikan orang tuanya yang non muslim dan hasutan setan yang terkutuk. Setan tak henti-hentinya menjerumuskan dan menyesatkan umat manusia, agar mereka  masuk dalam golongannya yang dimurkai lagi dihinakan oleh Allah SWT yang tempat kembali mereka adalah neraka jahanam dan tidak bisa melarikan diri dari padanya  terkepung oleh kobaran api di kanan kiri, atas dan bawah mereka, kepada siapa lagi mereka meminta pertolongan disaat azab Allah SWT terlaksana atas apa yang menimpa pada mereka. Kekuasaan pada hari itu milik Allah SWT, yang tak terkalahkan dengan kekuatan apa pun.
Sifat manusia dikala tertimpa marah bahaya dan bencana ingat Allah SWT.Al Quran Surat Al Ankabuut ayat 2 (29:2):

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?.Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
  Disaat sukes memperoleh kesenangan dan kebahagiaan duniawi  mereka  melupakan Allah SWT, begitu sombong dan amat bodohlah manusia itu  yang dalam keadaan merugi, waktu dan usia mereka di habiskan dengan menumpuk-numpuk harta benda, berfoya-foya dan tak peduli di lingkungan tempat tinggalmya masih banyak Si miskin yang membutuhkan uluran tangan Si kaya, pada hala sebagian dari harta mereka ada hak Si miskin yang meminta dan yang tidak meminta yang sederhana, bersahaja dan menjaga diri dari hal dan perbuatan yang menghinakan. Mereka lebih memilih usaha dan kerja keras , sesuatu yang mulia dan disukai Allah SWT dan sesama makhluk ciptaan-Nya, bagi hamba yang selalu bersyukur walau pun hasilnya tak seberapa.

 
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.( an-Nahl:90)
            Segala apapun  kenikmatan  yang kita rasakan, itu semua  pemberian dan kehendak Allah SWT yang patut kita syukuri. Mensyukuri  segala nikmat , mendatangkan keberkahan, kemudahan dan kelancaran rezeki . banyak cara untuk bersyukur, salah satunya adalah berbuat adil untuk kehidupan dunia dan akhirat kelak  jangan khawatir senua apa yang kita usahakan pasti ada hasilnya walau pun tidak sesuai yang kita harapkan. Allah SWT selalu bersama kita, Allah tidak menyusahkan dan menyulitkan  hamba-hamba-Nya melainkan sesuai dengan  batas kemampuannya, pasti Allah SWT juga menunjukkan kepada orang-orang yang beriman solusi yang terbaik dalam menghadapi ujian dan cobaan.
            Dampak dari iman seseorang adalah tawakal (berserah diri) serta menggantungkan diri, setiap permasalahan yang menimpa dihadapi dengan ikhlas, tabah dan sabar. Mereka yakin bahwa Allah SWT memberi arahan dan petunjuk kepada setiap manusia dengan jalan yang berbeda-beda sesuai dengan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya, semkin tinggi derajat seseorang disisi Allah SWT, semakin tinggi pula tingkat ujian dan cobaannya.
Al QuranSurat Ali Imraan ayat 186 (3:186):  Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
            Disinilah  letak kesabaran dan ketabahan seseorang hamba ditimpa dan diuji untuk mengetahui siapa yang benar-benar tunduk, patuh dan taat kepada perintah-Nya, agar mereka merasakan nikmatnya beribadah dan selalu istiqomah dalam keadaan  senang, bahagia, aman, tentram, ataupun  susah, sengsara dan dalam keadaan keprihatinan.




             Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Al-Baqoroh :286).

            Inti dari keadilan itu adalah bersumber dari Allah SWT pemilik semesta alam jagat raya dengan keadilan-Nya maka, berjalanlah hukum  dan aturan Allah SWT sesuai dengan Sunnatullah dengan kebutuhan dan kadar rezekinya serta keseimbangan alam ciptaan-Nya . kalaulah kita menghitung-hitung nikmat  Allah SWT maka, tak terhingga dan tak terbatas, begitu pula kalau kita tulis ilmu-Nya maka, sekalipun andai kata tujuh lautan ataupun  ditambah lagi seperti itu maka, manusia tak bisa sekaligus tak mampu menuliskan kalimat-kalimat dan ilmu-ilmu dari-Nya, niscaya mereka takkan sanggup.
(Surat an-Nahl:18)

 


Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
            Marilah  kita bersama tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Karena  dengan keadilan-Nya kita masih diberi kesempatan hingga waktu yang Allah SWT janjikan menemui masa ajal (kematian) kita ataupun menjumpai hari kiamat  tiba dengan tak terduga-duga.
            Berlomba-lombalah dalam hal kebajikan dan kebaikan menuju keridhoan-Nya sehingga kita selamat dunia dan akhirat dan memperoleh apa yang  dijanjikan-Nya berupa kenikmatan surga yang mengalir  dibawahnya  sungai-sungai dan yang luasnya seluas langit dan bumi, sesungguhnya Allah SWT adalah hakim yang seadil-adilnya.

Tidak ada komentar: